Beberapa waktu lalu aku udah post bagian prolog dari cerita yang ku buat (untuk yang belum sempat lihat, bisa baca di sini), nah niatnya mau posting lanjutannya minggu depan, tapi karena banyak yang tanya dan pengen segera tahu lanjutannya, yaudah deh posting sekarang aja. 😅 Kalau ada kritik dan saran, silakan beri komentar ya~ 😆 Selamat membaca^^
SOUL MATES, KEHIDUPAN YANG SEMPURNA
Story by: Narin Young
Flashback 20 tahun yang
lalu
Park Hyunsung dan Choi Jaewoon, dua
pemuda yang mulai bersahabat sejak SMP itu memiliki visual menawan, luar biasa
indahnya. Park Hyunsung merupakan blasteran.
Ayahnya keturunan Korea–Belanda dan ibunya keturunan Inggris–Turki. Begitu pula
dengan Choi Jaewoon, ia juga blasteran.
Ayahnya asli keturunan Korea dan ibunya keturunan Ukraina–Perancis. Bisa
dibayangkan dong seberapa gantengnya mereka? Selain memiliki visual yang
menawan, mereka juga merupakan siswa teladan yang selalu berprestasi di
sekolahnya. Tak heran bila mereka selalu menjadi pusat perhatian, terutama dari
kaum hawa.
Sejak SMP hingga sekarang kuliah,
mereka selalu menempuh pendidikan di sekolah yang sama. Seakan tak bisa
dipisahkan, mereka menjadi kombinasi yang sangat memesona. Banyak wanita yang
telah mengungkapkan perasaannya, namun mereka berdua seakan belum mau berurusan
dengan yang namanya cinta. Sampai banyak yang mengira ada yang salah dengan
mereka. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Mereka hanya terlalu sibuk berlomba
menjadi yang terbaik dalam berbagai bidang hingga mengesampingkan berbagai hal
tentang percintaan. Saat ini pun mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan
kuliah jurusan bisnis di Seoul National University, universitas nomor satu di
Korea. Hingga suatu ketika ...
“Kalian ini ya~ sudah macam pengantin
baru aja. Tiap hari selalu asyik berdua gak bisa dipisahkan. Hahahaha.” Candaan
salah satu teman dekat mereka bernama Kim Junsu yang mereka balas dengan
senyuman tanpa berkata apapun. Kenapa mereka cuma menanggapi dengan senyuman? Tentu
saja karena mereka sudah terlalu sering mendapatkan ledekan sejenis.
“Daripada berduaan terus malah nambah
rumor, mendingan yuk ikutan acara kita sore ini! Pada gak sibuk kan?” lanjutnya.
“Acara apaan?” tanya Hyunsung santai.
“Biasa lah~ kegiatan anak kuliahan.
Kalian gak gaul ah...” jawab Junsu sambil senyum-senyum tipis dan mengedipkan
kedua matanya sedikit cepat beberapa kali, membuat Hyunsung dan Jaewoon sedikit
geli melihat tingkah genit teman dekatnya itu.
“Acara apaan sih? Jawab yang jelas
dong!” tanya Jaewoon geregetan.
“Udahlah, yuk ikut aja, dijamin seru
acaranya! Percayakan padaku!” jawab Junsu masih dengan senyumnya yang
mencurigakan membuat mereka semakin penasaran.
Setelah Junsu terus mengajak dengan
berbagai cara mulai dari ajakan biasa, rayuan, sampai ancaman penyebaran rumor
yang sebenarnya tidak nyata, akhirnya mereka luluh juga untuk mengikuti ajakan
Junsu ke acara yang disebutkan, walaupun sebenarnya mereka masih belum tahu pasti
acara apa yang dimaksud. Junsu memang sengaja tidak memberitahukan tentang
acara yang dimaksud. Karena ia paham betul dengan sifat kedua teman dekatnya
itu.
Sampailah mereka di sebuah café dekat kampus. Di sana sudah ada 2
teman mereka lainnya, Kim Minsu dan Lee Yongjin, yang telah duduk menunggu di
salah satu bangku panjang di sudut café.
Mereka langsung ke sana dan segera ikut duduk.
“hey yo~ what’s up Bro? Tumben – tumbenan kita bisa lihat dua sejoli ini mau ikut acara sogaeting kaya’ gini.” Sapa Minsu dengan
gayanya yang trendy sambil melihat
heran ke arah Hyunsung dan Jaewoon. What?
Sogaeting? Acara blind date atau kencan
buta ‘ala Korea itu memang sangat populer di kalangan mahasiswa.
“Kamu jebak kita ya?” ucap Jaewoon
dengan nada sedikit agak naik kepada Junsu. “Udah tau kita mau fokus kuliah
dulu, lulus dengan hasil memuaskan, jadi orang sukses, kamu malah jebak kita
untuk ikutan acara gak penting kaya’ gini?” Lanjutnya sambil beranjak dari tempat
duduknya, namun Junsu segera menahan lengannya agar tidak pergi.
“Ayolah... ini bukan jebakan. YOLO
bro! Gak seru banget sih jadi orang!” jawab Junsu. “Kita butuh kalian berdua di
sini, gak perlu ngapa – ngapain deh, cukup duduk aja sampai acaranya selesai
kalo emang kalian gak tertarik dengan mereka.” Lanjutnya. “Kita udah telanjur
janjian ketemuan lima lima. Kalo kalian gak jadi ikut, bisa malu kita gak bisa
menepati janji.” Tambahnya memelas.
Hyunsung tetap diam sambil terlihat
sedang berpikir. Jaewoon dan Hyunsung mungkin terlihat aneh di mata teman –
temannya karena memiliki orientasi hidup yang berbeda dari kebanyakan laki –
laki seumuran mereka di Korea. Sangat wajar bila orang – orang berpikir ada
yang salah dengan mereka berdua. Karena di usia 20-an, kebanyakan orang akan
sangat tertarik untuk sibuk menjelajahi dunia percintaan.
“Oke, tapi satu jam aja ya.” Ucap
Hyunsung santai dibalas dengan tatapan keheranan Jaewoon.
“Eh, kamu gapapa? Waktu kita yang
berharga dipakai untuk acara gak berguna kaya’ gini. Mendingan dipake buat
belajar atau bikin proposal bisnis kan?” timpal Jaewoon sedikit kesal.
“Kamu gak lihat Junsu sudah hampir
nangis kaya’ gitu?” ledek Hyunsung sambil melihat Junsu. “Gak ada salahnya lah
membantu teman memenuhi janjinya” lanjutnya meyakinkan Jaewoon diangguki teman –
temannya.
“Yaudah deh, tapi bener ya cuma satu
jam aja!” ucap Jaewoon sedikit manja sambil kembali duduk, kemudian disambut
anggukan dan senyuman menawan Hyunsung. Ketiga temannya rasanya mual ingin
muntah melihat pemandangan tersebut sambil berpikir sepertinya benar – benar
ada yang salah pada kedua temannya itu.
Suasana jadi sedikit canggung karena
mereka berlima tidak mengatakan sepatah kata pun. Hanya sesekali mengaduk –
aduk dan meminum minuman di atas meja hingga tiba – tiba pintu café terbuka. Masuklah lima orang wanita
cantik, pasangan sogaeting yang telah
ditunggu – tunggu, tersenyum ramah menghampiri meja mereka. Para wanita itu
dipersilakan duduk hingga posisi duduknya saling berhadapan berpasang –
pasangan. Walaupun demikian, kelima wanita itu benar – benar dibuat terpana dan
susah mengalihkan pandangannya dari visual menawan dua sejoli yang duduk bersebelahan. Junsu, Minsu, dan Yongjin yang
sedang menunjukkan pesonanya masing – masing merasa sedikit kecewa karena
seakan hanya menjadi bingkai pelengkap lukisan yang selalu dikesampingkan dan
tak pernah menjadi pusat perhatian.
Dalam waktu singkat, ternyata tanpa
disadari pandangan Hyunsung sudah saling terkunci dengan pandangan Kim Jiyeon yang
duduk berseberangan dengannya, diikuti senyuman sumringah dari keduanya
mengisyaratkan ketertarikan satu sama lain. Sedangkan Jaewoon dibuat terpesona
oleh Lee Nayeong yang berada di sebelah Jiyeon, dan sepertinya mereka yang sedari
tadi saling pandang itu sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.
--------------------------------------------------------------------------
Hyunsung POV
Sore itu setelah kuliah aku duduk di
bangku taman, bersebelahan dengan Jaewoon, sahabatku sejak SMP, sedang membahas
ide bisnis. Aku dan Jaewoon sedari SMP memang sudah bercita – cita menjadi pengusaha sukses
dan bermimpi menjalin kemitraan nantinya. Sejak pertama kali bertemu, kami
sering belajar bersama, berdiskusi, bahkan berdebat saat menyalurkan ide masing
– masing. Yah, walaupun di balik itu semua sebenarnya kami lebih sering
berlomba untuk menjadi yang terbaik.
Di tengah – tengah diskusi, tiba –
tiba teman dekat kami, Kim Junsu, menghampiri sambil senyum – senyum
mencurigakan. Seperti biasa, ia selalu menggoda keberadanku dan Jaewoon, sama
seperti teman – teman yang lain. Tapi yaaaaa sudah kebal rasanya telinga ini
mendengarnya. Membalas kata atau membantahnya pun sudah tidak ada gunanya
karena kebanyakan orang hanya mempercayai apa yang ingin mereka percaya. Tanpa
membicarakannya pun sepertinya Jaewoon sudah sepemikiran denganku tentang ini.
Kami saling pandang dan hanya membalas ledekan Junsu dengan senyuman.
Junsu mengajak kami mengikuti sebuah
acara yang telah ia rencanakan bersama beberapa teman lainnya. Saat ia
mengatakan bahwa acara itu adalah kegiatan biasa anak kuliahan sambil senyum –
senyum dan terus berusaha hingga kami meng-iya-kan ajakannya seperti itu, aku
sudah bisa menebak acara apa yang ia maksudkan. Pasti sogaeting. Jaewoon memang sering tidak peka dengan urusan begini
dan pasti akan emosi kalau tau acara apa yang akan dia ikuti. Tidak sabar aku
melihat ekspresi kesalnya saat tau kebenarannya nanti. Hahahaha pasti akan
sangat menggemaskan. Aku sebenarnya juga malas mengikuti acara seperti ini, tapi
yasudahlah, sesekali pura – pura clueless
dan mencoba hal baru sepertinya tidak ada ruginya.
Benar saja, Jaewoon merasa kesal
bahkan sampai emosi karena merasa dijebak. “Dasar kamu aja yang gak peka!”
ucapku dalam hati. Aku ingin meyakinkan Jaewoon bahwa acara ini bisa saja
memberikan manfaat untuk kita nantinya. Walaupun aku sendiri sebenarnya masih
tidak yakin karena ini juga kali pertamaku mengikutinya.
Setelah aku berhasil meyakinkan
Jaewoon, suasananya memang sedikit canggung karena pertengkaran kecil yang sempat
terjadi tadi. Namun tiba – tiba pintu café
terbuka dan seorang bidadari tersenyum manis ke arahku. Dari beberapa orang
yang masuk ke ruangan secara hampir bersamaan, anehnya mataku hanya mampu
melihat bidadari itu. Aku merasakan sesuatu menggelitik jantungku hingga ia
berdegup lebih kencang, “hey jantungku! Tenanglah! Kenapa kau bertingkah
begini?” gumamku dalam hati. Aneh, benar – benar aneh. Apakah ini perasaan yang
sering dibicarakan orang – orang? Apakah perasaan ini yang dinamakan cinta pada
pandangan pertama? Entahlah, melihatnya tersenyum saja dunia ini terasa lebih
berwarna, rasanya lebih indah.
“Siapakah sebenarnya bidadari itu? Kenapa
dia begitu bersinar? Kenapa senyumnya begitu manis?” banyak pertanyaan yang
tiba – tiba muncul di benakku. “Aku harus bisa berkenalan lalu mengenalnya
lebih dalam.” ucapku dalam hati sambil menunjukkan senyuman terbaikku.
Sesekali kulirik sahabatku yang duduk
di sampingku. Aku ingin sekali meledek dan menertawakannya. Dia benar – benar
terlihat seperti orang bodoh, terus – terusan tersenyum dengan mata berbinar sambil
memandangi wajah wanita yang duduk di hadapannya. Terasa asing dan menggelikan
saat melihat tingkah yang sangat bertolak belakang dengan kebiasaannya. Ku
harap wanita itu tidak berpikir Jaewoon orang aneh karena senyumannya terlihat
seperti hewan kelaparan yang sedang melihat makanan. Hahahaha
Tunggu dulu, jangan – jangan
ekspresiku juga seperti itu? Oh, lord! Jangan sampai bidadariku jadi illfeel! Apa yang harus kulakukan?
Bagaimana ini?
Hyunsung POV end
--------------------------------------------------------------------------
“Baiklah, ayo kita mulai dengan memperkenalkan
diri masing – masing. Biar aku duluan!” ucap Junsu percaya diri mencairkan
suasana.
Mereka memperkenalkan diri
bergantian, namun konsentrasi Hyunsung terpaku pada wanita di hadapannya.
Hingga tiba giliran bidadarinya itu memperkenalkan diri setelah Jaewoon.
“Perkenalkan, namaku Kim Jiyeon. Aku
mahasiswa tahun ketiga jurusan manajemen bisnis di Korea University. Hobiku
memasak dan membaca buku. Aku tertarik dengan pria baik hati dan bertanggung
jawab. Masalah penampilan....” perkataannya terjeda, ia melirik ke arah
Hyunsung sambil tersenyum malu, lalu melanjutkan ucapannya. “merupakan bonus
bila ia memiliki wajah tampan dan proporsi tubuh yang indah. Ah, kalau ia juga
kaya raya tentu saja itu adalah sebuah jackpot.”
Candanya membuat semua orang tertawa.
“Wah, wah, berat sekali kriteria yang
kau ajukan, Nona Jiyeon.” Tanggapan Junsu yang merangkap peran sebagai
moderator acara ini ditanggapi Jiyeon dengan senyuman.
“Baiklah, selanjutnya, Hyunsung
silakan memperkenalkan diri.” Ucap Junsu.
Namun Hyunsung begitu larut dalam
pikirannya sendiri sambil memperhatikan bidadarinya yang ternyata bernama Kim
Jiyeon itu. Ia tidak menyadari bahwa ini sudah waktunya untuk memperkenalkan
diri. Hingga Jaewoon mentowel pinggangnya dan menyadarkannya dari lamunan.
Kemudian ia bergegas memperkenalkan diri.
“Saya Park Hyunsung.” Ucap Hyunsung
memperkenalkan diri singkat dengan ekspresi datar.
“Masa’ cuma gitu doang? Memangnya kamu
gak dengerin perkenalan teman – teman yang lain? Lanjutin dong~ Apa hobimu,
cita – citamu, kriteria wanita yang kau suka, atau apapun yang bisa kau
ceritakan, ceritakanlah!” kata Junsu.
“Saya bercita – cita menjadi
pengusaha sukses. Hobi saya belajar. Saya suka wanita yang pengertian dan tidak
menuntut.” Lanjut Hyunsung agak garing
dan kaku dengan bahasa formalnya.
Acara sogaeting hari itu berjalan lancar dan menyenangkan. Hyunsung dan
Jaewoon yang berencana mengikuti acara hanya selama satu jam nyatanya mengikuti
seluruh prosesi acara hingga selesai. Mereka saling berbincang dan terlihat
bahagia. Tak pernah diduga, dari acara itu terbentuklah lima couple tanpa ada perselisihan pada
prosesnya.
Dari kelima couple, tentu saja pasangan Hyunsung-Jiyeon dan Jaewoon-Nayeong
yang paling menarik perhatian. Mereka benar – benar memiliki visual yang
menawan, latar belakang keluarga yang terpandang, kepribadian yang baik, bahkan
mereka ber-empat semuanya mempunyai prestasi dalam bidang akademik. Sungguh
pasangan yang seimbang dan sempurna. Ditambah lagi adanya hal yang
mengherankan, yaitu sifat Hyunsung dan Jaewoon yang sepertinya belum tertarik
urusan cinta nyatanya luluh juga di hadapan pasangannya.
~BERSAMBUNG~