Selasa, 21 Juli 2020

CERITA PANJANG (?) Part 2

Beberapa waktu lalu aku udah post bagian prolog dari cerita yang ku buat (untuk yang belum sempat lihat, bisa baca di sini), nah niatnya mau posting lanjutannya minggu depan, tapi karena banyak yang tanya dan pengen segera tahu lanjutannya, yaudah deh posting sekarang aja. 😅 Kalau ada kritik dan saran, silakan beri komentar ya~ 😆 Selamat membaca^^

SOUL MATES, KEHIDUPAN YANG SEMPURNA
Story by: Narin Young
CHAPTER 1


Flashback 20 tahun yang lalu



Park Hyunsung dan Choi Jaewoon, dua pemuda yang mulai bersahabat sejak SMP itu memiliki visual menawan, luar biasa indahnya. Park Hyunsung merupakan blasteran. Ayahnya keturunan Korea–Belanda dan ibunya keturunan Inggris–Turki. Begitu pula dengan Choi Jaewoon, ia juga blasteran. Ayahnya asli keturunan Korea dan ibunya keturunan Ukraina–Perancis. Bisa dibayangkan dong seberapa gantengnya mereka? Selain memiliki visual yang menawan, mereka juga merupakan siswa teladan yang selalu berprestasi di sekolahnya. Tak heran bila mereka selalu menjadi pusat perhatian, terutama dari kaum hawa.

Sejak SMP hingga sekarang kuliah, mereka selalu menempuh pendidikan di sekolah yang sama. Seakan tak bisa dipisahkan, mereka menjadi kombinasi yang sangat memesona. Banyak wanita yang telah mengungkapkan perasaannya, namun mereka berdua seakan belum mau berurusan dengan yang namanya cinta. Sampai banyak yang mengira ada yang salah dengan mereka. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Mereka hanya terlalu sibuk berlomba menjadi yang terbaik dalam berbagai bidang hingga mengesampingkan berbagai hal tentang percintaan. Saat ini pun mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan kuliah jurusan bisnis di Seoul National University, universitas nomor satu di Korea. Hingga suatu ketika ...

“Kalian ini ya~ sudah macam pengantin baru aja. Tiap hari selalu asyik berdua gak bisa dipisahkan. Hahahaha.” Candaan salah satu teman dekat mereka bernama Kim Junsu yang mereka balas dengan senyuman tanpa berkata apapun. Kenapa mereka cuma menanggapi dengan senyuman? Tentu saja karena mereka sudah terlalu sering mendapatkan ledekan sejenis.

“Daripada berduaan terus malah nambah rumor, mendingan yuk ikutan acara kita sore ini! Pada gak sibuk kan?” lanjutnya.

“Acara apaan?” tanya Hyunsung santai.

“Biasa lah~ kegiatan anak kuliahan. Kalian gak gaul ah...” jawab Junsu sambil senyum-senyum tipis dan mengedipkan kedua matanya sedikit cepat beberapa kali, membuat Hyunsung dan Jaewoon sedikit geli melihat tingkah genit teman dekatnya itu.

“Acara apaan sih? Jawab yang jelas dong!” tanya Jaewoon geregetan.

“Udahlah, yuk ikut aja, dijamin seru acaranya! Percayakan padaku!” jawab Junsu masih dengan senyumnya yang mencurigakan membuat mereka semakin penasaran.

Setelah Junsu terus mengajak dengan berbagai cara mulai dari ajakan biasa, rayuan, sampai ancaman penyebaran rumor yang sebenarnya tidak nyata, akhirnya mereka luluh juga untuk mengikuti ajakan Junsu ke acara yang disebutkan, walaupun sebenarnya mereka masih belum tahu pasti acara apa yang dimaksud. Junsu memang sengaja tidak memberitahukan tentang acara yang dimaksud. Karena ia paham betul dengan sifat kedua teman dekatnya itu.

Sampailah mereka di sebuah café dekat kampus. Di sana sudah ada 2 teman mereka lainnya, Kim Minsu dan Lee Yongjin, yang telah duduk menunggu di salah satu bangku panjang di sudut café. Mereka langsung ke sana dan segera ikut duduk.

“hey yo~ what’s up Bro? Tumben – tumbenan kita bisa lihat dua sejoli ini mau ikut acara sogaeting kaya’ gini.” Sapa Minsu dengan gayanya yang trendy sambil melihat heran ke arah Hyunsung dan Jaewoon. What? Sogaeting? Acara blind date atau kencan buta ‘ala Korea itu memang sangat populer di kalangan mahasiswa.

“Kamu jebak kita ya?” ucap Jaewoon dengan nada sedikit agak naik kepada Junsu. “Udah tau kita mau fokus kuliah dulu, lulus dengan hasil memuaskan, jadi orang sukses, kamu malah jebak kita untuk ikutan acara gak penting kaya’ gini?” Lanjutnya sambil beranjak dari tempat duduknya, namun Junsu segera menahan lengannya agar tidak pergi.

“Ayolah... ini bukan jebakan. YOLO bro! Gak seru banget sih jadi orang!” jawab Junsu. “Kita butuh kalian berdua di sini, gak perlu ngapa – ngapain deh, cukup duduk aja sampai acaranya selesai kalo emang kalian gak tertarik dengan mereka.” Lanjutnya. “Kita udah telanjur janjian ketemuan lima lima. Kalo kalian gak jadi ikut, bisa malu kita gak bisa menepati janji.” Tambahnya memelas.

Hyunsung tetap diam sambil terlihat sedang berpikir. Jaewoon dan Hyunsung mungkin terlihat aneh di mata teman – temannya karena memiliki orientasi hidup yang berbeda dari kebanyakan laki – laki seumuran mereka di Korea. Sangat wajar bila orang – orang berpikir ada yang salah dengan mereka berdua. Karena di usia 20-an, kebanyakan orang akan sangat tertarik untuk sibuk menjelajahi dunia percintaan.

“Oke, tapi satu jam aja ya.” Ucap Hyunsung santai dibalas dengan tatapan keheranan Jaewoon.

“Eh, kamu gapapa? Waktu kita yang berharga dipakai untuk acara gak berguna kaya’ gini. Mendingan dipake buat belajar atau bikin proposal bisnis kan?” timpal Jaewoon sedikit kesal.

“Kamu gak lihat Junsu sudah hampir nangis kaya’ gitu?” ledek Hyunsung sambil melihat Junsu. “Gak ada salahnya lah membantu teman memenuhi janjinya” lanjutnya meyakinkan Jaewoon diangguki teman – temannya.

“Yaudah deh, tapi bener ya cuma satu jam aja!” ucap Jaewoon sedikit manja sambil kembali duduk, kemudian disambut anggukan dan senyuman menawan Hyunsung. Ketiga temannya rasanya mual ingin muntah melihat pemandangan tersebut sambil berpikir sepertinya benar – benar ada yang salah pada kedua temannya itu.

Suasana jadi sedikit canggung karena mereka berlima tidak mengatakan sepatah kata pun. Hanya sesekali mengaduk – aduk dan meminum minuman di atas meja hingga tiba – tiba pintu café terbuka. Masuklah lima orang wanita cantik, pasangan sogaeting yang telah ditunggu – tunggu, tersenyum ramah menghampiri meja mereka. Para wanita itu dipersilakan duduk hingga posisi duduknya saling berhadapan berpasang – pasangan. Walaupun demikian, kelima wanita itu benar – benar dibuat terpana dan susah mengalihkan pandangannya dari visual menawan dua sejoli yang duduk bersebelahan. Junsu, Minsu, dan Yongjin yang sedang menunjukkan pesonanya masing – masing merasa sedikit kecewa karena seakan hanya menjadi bingkai pelengkap lukisan yang selalu dikesampingkan dan tak pernah menjadi pusat perhatian.

Dalam waktu singkat, ternyata tanpa disadari pandangan Hyunsung sudah saling terkunci dengan pandangan Kim Jiyeon yang duduk berseberangan dengannya, diikuti senyuman sumringah dari keduanya mengisyaratkan ketertarikan satu sama lain. Sedangkan Jaewoon dibuat terpesona oleh Lee Nayeong yang berada di sebelah Jiyeon, dan sepertinya mereka yang sedari tadi saling pandang itu sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.


--------------------------------------------------------------------------

Hyunsung POV



Sore itu setelah kuliah aku duduk di bangku taman, bersebelahan dengan Jaewoon, sahabatku sejak SMP, sedang membahas ide bisnis. Aku dan Jaewoon sedari SMP memang  sudah bercita – cita menjadi pengusaha sukses dan bermimpi menjalin kemitraan nantinya. Sejak pertama kali bertemu, kami sering belajar bersama, berdiskusi, bahkan berdebat saat menyalurkan ide masing – masing. Yah, walaupun di balik itu semua sebenarnya kami lebih sering berlomba untuk menjadi yang terbaik.

Di tengah – tengah diskusi, tiba – tiba teman dekat kami, Kim Junsu, menghampiri sambil senyum – senyum mencurigakan. Seperti biasa, ia selalu menggoda keberadanku dan Jaewoon, sama seperti teman – teman yang lain. Tapi yaaaaa sudah kebal rasanya telinga ini mendengarnya. Membalas kata atau membantahnya pun sudah tidak ada gunanya karena kebanyakan orang hanya mempercayai apa yang ingin mereka percaya. Tanpa membicarakannya pun sepertinya Jaewoon sudah sepemikiran denganku tentang ini. Kami saling pandang dan hanya membalas ledekan Junsu dengan senyuman.

Junsu mengajak kami mengikuti sebuah acara yang telah ia rencanakan bersama beberapa teman lainnya. Saat ia mengatakan bahwa acara itu adalah kegiatan biasa anak kuliahan sambil senyum – senyum dan terus berusaha hingga kami meng-iya-kan ajakannya seperti itu, aku sudah bisa menebak acara apa yang ia maksudkan. Pasti sogaeting. Jaewoon memang sering tidak peka dengan urusan begini dan pasti akan emosi kalau tau acara apa yang akan dia ikuti. Tidak sabar aku melihat ekspresi kesalnya saat tau kebenarannya nanti. Hahahaha pasti akan sangat menggemaskan. Aku sebenarnya juga malas mengikuti acara seperti ini, tapi yasudahlah, sesekali pura – pura clueless dan mencoba hal baru sepertinya tidak ada ruginya.

Benar saja, Jaewoon merasa kesal bahkan sampai emosi karena merasa dijebak. “Dasar kamu aja yang gak peka!” ucapku dalam hati. Aku ingin meyakinkan Jaewoon bahwa acara ini bisa saja memberikan manfaat untuk kita nantinya. Walaupun aku sendiri sebenarnya masih tidak yakin karena ini juga kali pertamaku mengikutinya.

Setelah aku berhasil meyakinkan Jaewoon, suasananya memang sedikit canggung karena pertengkaran kecil yang sempat terjadi tadi. Namun tiba – tiba pintu café terbuka dan seorang bidadari tersenyum manis ke arahku. Dari beberapa orang yang masuk ke ruangan secara hampir bersamaan, anehnya mataku hanya mampu melihat bidadari itu. Aku merasakan sesuatu menggelitik jantungku hingga ia berdegup lebih kencang, “hey jantungku! Tenanglah! Kenapa kau bertingkah begini?” gumamku dalam hati. Aneh, benar – benar aneh. Apakah ini perasaan yang sering dibicarakan orang – orang? Apakah perasaan ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Entahlah, melihatnya tersenyum saja dunia ini terasa lebih berwarna, rasanya lebih indah.

“Siapakah sebenarnya bidadari itu? Kenapa dia begitu bersinar? Kenapa senyumnya begitu manis?” banyak pertanyaan yang tiba – tiba muncul di benakku. “Aku harus bisa berkenalan lalu mengenalnya lebih dalam.” ucapku dalam hati sambil menunjukkan senyuman terbaikku.

Sesekali kulirik sahabatku yang duduk di sampingku. Aku ingin sekali meledek dan menertawakannya. Dia benar – benar terlihat seperti orang bodoh, terus – terusan tersenyum dengan mata berbinar sambil memandangi wajah wanita yang duduk di hadapannya. Terasa asing dan menggelikan saat melihat tingkah yang sangat bertolak belakang dengan kebiasaannya. Ku harap wanita itu tidak berpikir Jaewoon orang aneh karena senyumannya terlihat seperti hewan kelaparan yang sedang melihat makanan. Hahahaha

Tunggu dulu, jangan – jangan ekspresiku juga seperti itu? Oh, lord! Jangan sampai bidadariku jadi illfeel! Apa yang harus kulakukan? Bagaimana ini?



Hyunsung POV end

--------------------------------------------------------------------------



“Baiklah, ayo kita mulai dengan memperkenalkan diri masing – masing. Biar aku duluan!” ucap Junsu percaya diri mencairkan suasana.

Mereka memperkenalkan diri bergantian, namun konsentrasi Hyunsung terpaku pada wanita di hadapannya. Hingga tiba giliran bidadarinya itu memperkenalkan diri setelah Jaewoon.

“Perkenalkan, namaku Kim Jiyeon. Aku mahasiswa tahun ketiga jurusan manajemen bisnis di Korea University. Hobiku memasak dan membaca buku. Aku tertarik dengan pria baik hati dan bertanggung jawab. Masalah penampilan....” perkataannya terjeda, ia melirik ke arah Hyunsung sambil tersenyum malu, lalu melanjutkan ucapannya. “merupakan bonus bila ia memiliki wajah tampan dan proporsi tubuh yang indah. Ah, kalau ia juga kaya raya tentu saja itu adalah sebuah jackpot.” Candanya membuat semua orang tertawa.

“Wah, wah, berat sekali kriteria yang kau ajukan, Nona Jiyeon.” Tanggapan Junsu yang merangkap peran sebagai moderator acara ini ditanggapi Jiyeon dengan senyuman.

“Baiklah, selanjutnya, Hyunsung silakan memperkenalkan diri.” Ucap Junsu.

Namun Hyunsung begitu larut dalam pikirannya sendiri sambil memperhatikan bidadarinya yang ternyata bernama Kim Jiyeon itu. Ia tidak menyadari bahwa ini sudah waktunya untuk memperkenalkan diri. Hingga Jaewoon mentowel pinggangnya dan menyadarkannya dari lamunan. Kemudian ia bergegas memperkenalkan diri.

“Saya Park Hyunsung.” Ucap Hyunsung memperkenalkan diri singkat dengan ekspresi datar.

“Masa’ cuma gitu doang? Memangnya kamu gak dengerin perkenalan teman – teman yang lain? Lanjutin dong~ Apa hobimu, cita – citamu, kriteria wanita yang kau suka, atau apapun yang bisa kau ceritakan, ceritakanlah!” kata Junsu.

“Saya bercita – cita menjadi pengusaha sukses. Hobi saya belajar. Saya suka wanita yang pengertian dan tidak menuntut.” Lanjut Hyunsung agak garing dan kaku dengan bahasa formalnya.

Acara sogaeting hari itu berjalan lancar dan menyenangkan. Hyunsung dan Jaewoon yang berencana mengikuti acara hanya selama satu jam nyatanya mengikuti seluruh prosesi acara hingga selesai. Mereka saling berbincang dan terlihat bahagia. Tak pernah diduga, dari acara itu terbentuklah lima couple tanpa ada perselisihan pada prosesnya.

Dari kelima couple, tentu saja pasangan Hyunsung-Jiyeon dan Jaewoon-Nayeong yang paling menarik perhatian. Mereka benar – benar memiliki visual yang menawan, latar belakang keluarga yang terpandang, kepribadian yang baik, bahkan mereka ber-empat semuanya mempunyai prestasi dalam bidang akademik. Sungguh pasangan yang seimbang dan sempurna. Ditambah lagi adanya hal yang mengherankan, yaitu sifat Hyunsung dan Jaewoon yang sepertinya belum tertarik urusan cinta nyatanya luluh juga di hadapan pasangannya.


~BERSAMBUNG~

Self Motivation 2

Terkadang kita harus berhenti sejenak dari rutinitas untuk memastikan apakah kita masih berjalan sesuai dengan niat awal, apakah kita masih menuju impian, dan apakah kita cukup bahagia dengan semua hal yang sedang diusahakan.

Semua yang kita lakukan, seharusnya bukan hanya untuk menuju kepada kebahagiaan (hanya merasa bahagia saat apa yang diusahakan dengan susah payah telah didapatkan). Tetapi proses menuju kebahagiaan itu juga harus dapat membahagiakan (bisa menikmati dan tidak merasa terbebani oleh segala hal yang kita kerjakan). Pada dasarnya kita selalu kuat menanggung semua hal yang datang. Sedangkan kesedihan terjadi karena semua hal yang datang selalu dijadikan beban. Orang - orang yang kuat adalah mereka yang selalu menemukan syukur dalam kondisi apapun.

Tenangkan jiwamu dan selalu berpikir positif! Ketika Tuhan memasukkan kita ke dalam situasi sulit, belum tentu itu untuk menghukum. Bisa jadi agar kita belajar mengatasi kesulitan dan membantu orang lain yang mungkin memiliki kesulitan yang sama. Atau barangkali hal itu menjadi salah satu jalan terkabulnya doa kita.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Whatever you can do or dream, you can begin it.
Boldness has genius power and magic in it.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Senin, 20 Juli 2020

CERITA PANJANG (?)

Beberapa waktu ini aku punya cukup banyak waktu luang dan mencoba menulis lagi. Bingung mau diapakan, yaudah diposting di sini aja, hehehehe...

Awalnya mau buat cerpen, tapi kok jadinya panjang kaya' novel, tapi gak bisa dibilang novel juga sih, yaudah jadilah "cerita panjang" ini. 😅

Karena masih amatiran, jadi aku posting sebagian dulu aja. saat ada waktu luang lagi, aku posting lanjutannya. Kalau ada yang kurang pas atau mungkin ada yang mau memberikan saran, mohon komentar dan koreksinya ya~~ Selamat membaca^^

SOUL MATES, KEHIDUPAN YANG SEMPURNA
Story by: Narin Young
PROLOG

Ini mungkin terdengar seperti kisah cinta biasa. Namun pasti ada makna di balik setiap cerita. Perasaan cinta tumbuh di hati setiap insan, merupakan anugerah pemberian Tuhan, bisa tumbuh kapan saja dan kepada siapa saja. Cinta tak mengenal usia, semua orang berhak mendapatkan cinta dan berhak untuk jatuh cinta.

“Menikah? Dengan bocah itu? Yang benar saja, Pa, Ma!” ucap Minwoo pada orang tuanya. “Aku gak mau! Jangan paksa aku menikah dengan bocah yang bahkan baru lahir saat aku SMP itu!” lanjutnya marah.

Choi Minwoo, seorang pria tampan perfectsionist dengan latar belakang kehidupan yang juga perfect. Pagi itu ia beradu pendapat dengan orang tuanya karena tidak suka kehidupannya diatur – atur apalagi urusan cinta. Ia percaya suatu saat nanti kehidupannya akan sempurna saat ia bertemu dengan soul mate yang masih ia nantikan kehadirannya.

Soul mate atau belahan jiwa sering diartikan sebagai pasangan hidup yang memiliki banyak persamaan satu sama lain, memiliki rasa saling membutuhkan yang teramat dalam, dan mampu mengatasi segala cobaan yang mereka lalui.

Di sisi lain, Park Jihyun, seorang wanita cantik dari keluarga terpandang dengan IQ jauh di atas rata – rata namun selalu dianggap seorang bocah oleh Choi Minwoo, anak dari sahabat orang tuanya. Selama ini, ia selalu gigih berusaha mencapai target – target kehidupan yang sudah ia rencanakan. ‘Soul mate ada karena diciptakan, bukan dicari atau ditemukan’. Kalimat itulah yang membuat Park Jihyun selalu mengesampingkan urusan cinta. Ia percaya bahwa Tuhan telah menciptakan soul matenya dan suatu saat takdir akan mempertemukan keduanya.

“Ma, Pa, aku benar - benar ingin membuat mama dan papa bahagia. Tapi apakah hanya ini caranya?” tanya Jihyun dengan matanya yang berkaca – kaca. “Aku juga ingin bahagia. Tapi apakah menikah adalah satu – satunya cara untuk bahagia? Tidak kan? Aku masih ingin belajar, masih ingin mengejar mimpi dan cita – citaku. Tunggulah sebentar saja, percayalah aku akan membuat kalian bahagia”. Tetesan air mata tiba – tiba jatuh tanpa disadarinya.

Perjodohan. Kata yang begitu populer, terkesan penuh paksaan untuk dua insan yang memiliki pandangan sedikit berbeda tentang cinta. Bisakah hal itu membuat mereka bahagia? Apakah pernikahan akan terlaksana? Bisa jadi tidak ada cinta di dalamnya, namun belum bisa dipastikan dengan perasaan mereka. Tidak ada yang pernah tahu, mungkin saja kehidupan mereka bisa sempurna bila takdir berada di pihaknya.
 
~BERSAMBUNG~

*lanjutannya aku posting minggu depan ya~ 😅