Rabu, 06 Juli 2011

Kentut???


Banyak orang yang merasa malu jika ketahuan kentut, karena masalah 'perkentutan' seringkali dinilai salah dari sisi etika dan kesopanan. Tapi JANGAN SEKALI-KALI MEREMEHKAN KENTUT, karena orang bisa meninggal hanya gara-gara tidak bisa kentut.

Dalam frekuensi normal, kentut merupakan hal yang sehat karena menandakan sistem pencernaan (khususnya gerakan peristaltik usus hingga anus) berjalan dengan normal.
Bila frekuensinya berlebihan, maka hal itu menandakan adanya gangguan di perut. Tapi yang lebih buruk dan dapat mengancam nyawa seseorang adalah bila orang tersebut tidak bisa kentut.

Ketidakmampuan tubuh mengeluarkan gas (kentut) dari dalam tubuh dapat mengancam nyawa seseorang disebabkan oleh kondisi peritonitis.
Keterangan: Peritonitis adalah peradangan (iritasi) dari peritoneum, yaitu jaringan tipis yang melapisi dinding bagian dalam perut dan mencakup sebagian besar organ di perut.

Gejala peritonitis secara umum adalah:
  1. Perut (abdomen) sangat sakit, kembung, dan kadang lembek. Rasa sakit akan semakin memburuk ketika perut disentuh atau bergerak
  2. Ketidakmampuan mengeluarkan gas dari dalam tubuh (kentut)
  3. Demam dan menggigil
  4. Terdapat cairan di perut
  5. Susah Buang Air Besar (BAB)
  6. Kelelahan berlebihan
  7. Hanya sedikit Buang Air Kecil (BAK)
  8. Mual dan muntah
Peritonitis dapat mengancam kehidupan dan dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang berbeda.

Ada tiga jenis peritonitis, yaitu:
1. Peritonitis Spontan
Peritonitis spontan biasanya disebabkan oleh infeksi ascitesascites, yaitu pengumpulan cairan dalam rongga peritoneal. Hal ini biasanya terjadi karena gagal hati atau ginjal.
Faktor risiko meliputi penderita penyakit hati termasuk orang yang mengonsumsi alkohol berlebihan dan penyakit lainnya yang mengarah ke sirosis, seperti virus hepatitis kronis (hepatitis B ataupun hepatitis C)

2. Peritonitis Sekunder
Peritonitis sekunder memiliki beberapa penyebab utama, salah satunya karena bakteri. Bakteri dapat memasuki peritoneum melalui perforasi (lubang) pada saluran pencernaan. Lubang tersebut dapat disebabkan oleh usus buntu yang pecah, radang lambung, perforasi usus, ataupun luka seperti luka tembak atau karena pisau.
Peritonitis sekunder juga dapat terjadi jika empedu atau bahan kimia yang dilepaskan oleh pankreas (enzim pankreas) bocor ke selaput rongga perut.
Kontaminan asing juga dapat menyebabkan peritonitis sekunder jika masuk ke dalam rongga peritoneal. Hal ini dapat terjadi selama penggunaan kateter dialisis peritoneal (tabung makan).

3. Peritonitis Dialisis
Peritonitis dialisis adalah peradangan pada peritoneum (selaput rongga perut) yang terjadi ketika seseorang menerima dialisis peritoneal yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke wilayah tersebut pada prosedur dialisis. Bakteri kulit atau jamur dapat menyebabkan infeksi.


Penyebab peritonitis harus diidentifikasi dan segera diobati. Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah menghubungi dokter atau rumah sakit, karena kondisi ini SANGAT BERBAHAYA dan MENGANCAM NYAWA. Pengobatan biasanya melibatkan operasi dan antibiotik. Semoga informasi ini dapat berguna bagi readers^^

sumber : medicallinesup (dengan pengubahan)