Kamis, 02 Februari 2012

Jendela Rumah Sakit

Lama gak posting sesuatu rasanya kangen *lebai*... Kali ini aku ingin mencoba memberikan motivasi untuk diri sendiri & teman-teman semua yang baca blogku. Ini tipenya sama lah kaya' motivasi-motivasi sebelumnya *lewat cerita*. Langsung aja yooo di baca... hahaha :D
 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ada dua orang pria, keduanya menderita sakit keras sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seoang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam setiap sore untuk mengosongkan cairan di paru-parunya. Kebetulan tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu. Sedangkan pria yang lain harus selalu berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela diperbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

"Di luar jendela tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak sedang bermain perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang memesona. Suatu senja yang indah."

Pria pertama itu menceritakan kejadian di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membeyangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, prcaya diriny semakin bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang kedua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.

Begitulah seterusnya dari hari ke hari dan satu minggu pun berlalu...

Suatu pagi perawat membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti permintaannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semua selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri di dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG.

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.

"Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup." Kata perawat itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Renungan apa yang bisa teman-teman dapatkan dari cerita itu?
Renungan yang aku dapat:

~To be continued soon~

Saving the Moon

Beni was walking home alone. The evening was coming and it was getting darker. Beni thought it was the time for a Moslem to take a pray. So he looked for some water to wash his face. Unfortunately, he only found a well near the street.

He looked into it to see whether there was any water. He was very surprised to see that the moon was there. Actually, it was the shadow of the moon. He thought that the moon was lost in the well. And, therefore, he thought it was very dangerous because the night would be completely dark.

“I have to save the moon,” he thought, “If I don’t, it will stay there and the whole world will be dark thin night.”

Then he looked for a pole but he could not find any. Instead, he only found a long rope. He held one end of the rope and dropped the other one into the well.

“Hold the rope firmly and I will pull you up,” he said.

Unfortunately, the rope got entangled with a big stone in the bottom of the well. So, Beni had to work hard to pull the rope up. He thought that he pulled the moon. He could hardly pull the rope with the stone. When the stone was about to come near the lip of the well, it fell down again to the bottom of the well. Because he lost his balance, Beni fell backward with the rope in his hands. At that time, he saw the moon was shining in the sky.

Beni smiled happily and said, “Finally I can save you. Now the whole world will not be dark any longer.”