Sabtu, 08 Februari 2014

Menu Sarapan Sehat

Hey teman-teman semua, kali ini aku ingin membagi sebuah tulisan yang aku buat tentang inovasi makanan sehat untuk sarapan. Semoga bisa bermanfaat ya... Aku udah pernah coba-coba membuat makanan ini pakai resep seadanya, hasilnya lumayan enak lho... Bagi teman-teman yang ingin mencoba membuatnya, tapi gak tau cara buatnya, jangan malu buat tanya ya, aku siap kasih resep seadanya yang aku punya kok... hehehe... Selamat membaca^^

SUNKASIN (SUSHI NASI KUNING DENGAN NORI DAUN SINGKONG): MASAKAN JEPANG ‘ALA INDONESIA YANG UNIK DAN SEHAT SEBAGAI ASUPAN GIZI SAAT SARAPAN

Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Hal itu dikarenakan sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Predikat sebagai Negara agraris ini dibuktikan dengan melimpahnya produksi sumber pangan khas Indonesia. Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong (Encyclopedia of the Nations, 2011). Keberadaan tanaman-tanaman tersebut terutama singkong di Indonesia sangat melimpah. Penanaman singkong yang sangat mudah merupakan salah satu faktor melimpahnya tanaman tersebut di Indonesia. Singkong merupakan salah satu tanaman di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Singkong juga sangat fleksibel ditinjau dari usaha tani dan umur panennya. Lahan untuk tanaman singkong tidak harus khusus dan tidak memerlukan penggarapan intensif.



Mengingat banyaknya potensi bahan pangan di Indonesia khususnya singkong, serta sudah jarang ditemukannya makanan-makanan tradisional Indonesia, dapat dibuat suatu konsep perpaduan antara budaya masakan tradisional Indonesia (khususnya di Pulau Jawa) berupa nasi kuning dengan budaya masakan khas Jepang berupa sushi menjadi makanan sehat dan berkualitas yang diberi nama SUNKASIN untuk memenuhi asupan nutrisi dan gizi terutama pada saat sarapan. Melalui SUNKASIN ini, dapat ditemukan makanan sehat dan berkualitas untuk asupan sehari-hari melalui perpaduan antara budaya masakan Indonesia dan adaptasi masakan Jepang berupa sushi, dalam hal ini nori yang digunakan terbuat dari daun singkong yang memiliki nilai gizi tinggi.



SUNKASIN menggunakan nasi kuning yang merupakan makanan khas Indonesia sebagai pasokan karbohidrat bagi tubuh. Di bagian dalam diisi dengan lauk pauk seperti ayam, daging, telur, kering tempe, dan lain-lain (sesuai dengan selera) sebagai pemasok protein bagi tubuh. Di bagian luar dibalut dengan nori singkong sebagai penghasil serat, vitamin, dan mineral bagi tubuh. Berbeda dengan nori pada sushi yang menggunakan bahan baku rumput laut, SUNKASIN menggunakan daun singkong sebagai bahan baku untuk norinya. Makanan ini tidak hanya memperhatikan tentang nilai gizi yang terkandung di dalamnya, akan tetapi juga turut serta melestarikan makanan tradisional Indonesia.

Kelebihan dari SUNKASIN adalah memiliki nilai gizi tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan aktvitas. Ditambah lagi dengan kegemaran masyarakat mengonsumsi makanan khas mancanegara. Bentuk dari SUNKASIN juga bisa disesuaikan dengan selera, tidak harus monoton seperti bentuk sushi pada umumnya. Bentuk yang menarik, dapat menarik perhatian terutama anak-anak. Dengan adanya makanan ini diharapkan dapat mengembalikan kebiasaan sarapan serta memunculkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap makanan khas Indonesia.
SUNKASIN menggunakan nasi kuning karena nasi kuning merupakan makanan khas Indonesia yang tidak ditemukan di Negara lain. Nasi kuning biasanya digunakan untuk acara-acara adat sehingga penggunaan nasi kuning menunjukan ciri khas makanan Indonesia. Selain itu, nasi kuning memiliki warna yang menarik dari pewarna alami berupa kunyit.



Daun singkong memiliki kandungan gizi yang tinggi, kalori, fosfor, protein, hidrat arang, dan zat besi. Daun singkong juga mengandung berbagai macam vitamin seperti A, B1, dan vitamin C, serta mengandung sejumlah tannin dan fitofarmaka yang mempunyai peranan penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Menurut penelitian yang pernah dilakukan, dalam daun singkong terdapat asam amino yang dapat membantu tubuh dalam proses mengubah karbohidrat menjadi energi, membantu pemulihan tulang dan kulit, meningkatkan daya ingat, mood, kinerja otak, dan metabolisme tubuh. Menurut pakar gizi, daun singkong yang dikonsumsi secara rutin membantu mencegah antiskeloris, yaitu penimbunan lemak di dinding pembuluh darah yang bisa berdampak pada serangan jantung kronis. Klorofil yang terdapat dalam daun singkong juga dapat dijadikan antikanker. Oleh karenanya, SUNKASIN sangat cocok untuk konsumsi sehari-hari, terutama untuk sarapan.

Jumat, 07 Februari 2014

Pengaruh Ketimpangan Sosial

Halo semuanya? Apa kabar? hehehe... Gak terasa udah lumayan lama aku gak posting di blog... Nah, kali ini aku mau berbagi tulisan yang dulu sempat ku buat pas aku masih SMA (tahun 2009), siapa tau tulisan ini bisa berguna kalau aku posting, selamat membaca^^


PENGARUH KETIMPANGAN SOSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN KEJAHATAN DI INDONESIA

Sebagaimana kita ketahui, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya. Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Indonesia jumlahnya sangat melimpah. Itu semua adalah modal untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Dengan adanya SDA dan SDM yang didasari dengan teknik pengelolaan yang baik, akan dapat menciptakan masyarakat yang pandai dan berintelektual tinggi. Namun kenyataan yang kita temui, justru mencerminkan hal yang sebaliknya. Tingkat ketimpangan sosial masih sangat tinggi. Ternyata pernyataan yang berbunyi : "yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin" memang benar terjadi di Indonesia. Dan perbedaan inilah yang dimaksud dengan ketimpangan sosial.

Jika dibandingkan, tingkat ketimpangan sosial pada zaman dahulu tidak setinggi pada zaman sekarang. Mengapa demikian? Apa yang memengaruhinya? Jika ditinjau lebih dalam, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat ketimpangan sosial. Salah satunya adalah solidaritas antarmasyarakat. Dulu, rasa solidaritas antarmasyarakat sangatlah tinggi. Terbukti dengan sedikitnya jumlah masyarakat yang menganggur (pengangguran). Seseorang yang kurang mampu membiayai hidupnya pasti akan dibantu oleh orang terdekatnya yang lebih mampu. Zaman dahulu, budaya gotong royong dan rasa kesetiakawanan masih sangat tinggi, berbeda dengan zaman sekarang.

Menurut cerita yang pernah saya dengarkan, zaman dahulu masih banyak orang yang menjunjung nilai-nilai kejujuran dan persamaan derajat. Sedangkan jika kita telaah, meskipun zaman sekarang banyak terdapat orang pandai, degradasi mental terus terjadi. Sifat tamak dan selalu tidak puas adalah penyebab utamanya. Nilai kejujuran seakan tidak ada harganya lagi sehingga akan semakin terlihat ketimpangan sosialnya.

Entah mengapazaman dahulu Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dikelola dengan baik meskipun masih kurang teknologi dan SDA yang berpendidikan tinggi. Semua kalangan masyarakat juga tidak merasa kesusahan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Harga barang-barang kebutuhan pokok juga terbilang terjangkau oleh masyarakat. Meskipun zaman sekarang mampu melahirkan SDM yang pandai, namun kenyataannya tingkat pengangguran justru kian meningkat.

Ternyata banyaknya jumlah pengangguran yang disertai dengan tidak adanya rasa solidaritas serta didukung oleh degradasi mental bangsa yang kian menjamur, akan dapat menumbuhkan bibit-bibit kejahatan.

Sebenarnya bangsa kita bukanlah bangsa yang bermental penjahat, namun keadaanlah yang memaksa mereka melakukan kejahatan. Hanya akena urusan "perut", mereka rela mencuri, merampok, bahkan sampai melakukan pembunuhan. Ironisnya, setiap rakyat kecil yang melakukan kejahatan karena alasan terpaksa, justru diusut sedemikian rupa di meja hijau. Namun apabila seorang "pejabat" yang melakukan kejahatan besar-besaran karena "ketamakkannya berburu harta",  tidak diusut sampai tuntas bahkan masih bisa berleha-leha menduduki "jabatan"nya. Semua itu semata-mata karena uanglah yang berkuasa di Indonesia. Dengan leluasa mereka yang beruang, berkuasa, dan tidak memiliki tanggung jawab "menari-nari" di atas uang rakyat. Padahal di sisi lain rakyat sedang benar-benar menderita dan membutuhkan.

Mungkin saja rasa kecewa (kekecewaan) rakyat terhadap pejabat yang tak bertanggungjawab tersebut menjadi salah satu pemicu adanya tindak kejahatan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Mereka sudah enggan menunggu harapan palsu yang diberikan oleh orang-orang yang berkuasa di kursi pemerintahan. Oleh karena itu, dari semua yang saya jelaskan dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan sosial yang tinggi mampu menyuburkan pertumbuhan kejahatan di Indonesia.

Hidup ini dan semua yang kita miliki sesungguhnya adalah karunia dari Tuhan. Untuk itu, apapun yang diberikan-Nya wajib kita syukuri. Apalagi jika kita menengok kehidupan di sekitar kita, masih banyak saudara kita yang memiliki kehidupan tak seberuntung yang kita miliki.

Kali ini saya mengimbau untuk tidak segan berbagi dengan saudara-saudara kita. MARI KITA TINGKATKAN SOLIDARITAS! CIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN, MAKMUR, DAN SEJAHTERA! Karena kita adalah calon pemimpin masa depan.