Jumat, 07 Februari 2014

Pengaruh Ketimpangan Sosial

Halo semuanya? Apa kabar? hehehe... Gak terasa udah lumayan lama aku gak posting di blog... Nah, kali ini aku mau berbagi tulisan yang dulu sempat ku buat pas aku masih SMA (tahun 2009), siapa tau tulisan ini bisa berguna kalau aku posting, selamat membaca^^


PENGARUH KETIMPANGAN SOSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN KEJAHATAN DI INDONESIA

Sebagaimana kita ketahui, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya. Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Indonesia jumlahnya sangat melimpah. Itu semua adalah modal untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Dengan adanya SDA dan SDM yang didasari dengan teknik pengelolaan yang baik, akan dapat menciptakan masyarakat yang pandai dan berintelektual tinggi. Namun kenyataan yang kita temui, justru mencerminkan hal yang sebaliknya. Tingkat ketimpangan sosial masih sangat tinggi. Ternyata pernyataan yang berbunyi : "yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin" memang benar terjadi di Indonesia. Dan perbedaan inilah yang dimaksud dengan ketimpangan sosial.

Jika dibandingkan, tingkat ketimpangan sosial pada zaman dahulu tidak setinggi pada zaman sekarang. Mengapa demikian? Apa yang memengaruhinya? Jika ditinjau lebih dalam, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat ketimpangan sosial. Salah satunya adalah solidaritas antarmasyarakat. Dulu, rasa solidaritas antarmasyarakat sangatlah tinggi. Terbukti dengan sedikitnya jumlah masyarakat yang menganggur (pengangguran). Seseorang yang kurang mampu membiayai hidupnya pasti akan dibantu oleh orang terdekatnya yang lebih mampu. Zaman dahulu, budaya gotong royong dan rasa kesetiakawanan masih sangat tinggi, berbeda dengan zaman sekarang.

Menurut cerita yang pernah saya dengarkan, zaman dahulu masih banyak orang yang menjunjung nilai-nilai kejujuran dan persamaan derajat. Sedangkan jika kita telaah, meskipun zaman sekarang banyak terdapat orang pandai, degradasi mental terus terjadi. Sifat tamak dan selalu tidak puas adalah penyebab utamanya. Nilai kejujuran seakan tidak ada harganya lagi sehingga akan semakin terlihat ketimpangan sosialnya.

Entah mengapazaman dahulu Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dikelola dengan baik meskipun masih kurang teknologi dan SDA yang berpendidikan tinggi. Semua kalangan masyarakat juga tidak merasa kesusahan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Harga barang-barang kebutuhan pokok juga terbilang terjangkau oleh masyarakat. Meskipun zaman sekarang mampu melahirkan SDM yang pandai, namun kenyataannya tingkat pengangguran justru kian meningkat.

Ternyata banyaknya jumlah pengangguran yang disertai dengan tidak adanya rasa solidaritas serta didukung oleh degradasi mental bangsa yang kian menjamur, akan dapat menumbuhkan bibit-bibit kejahatan.

Sebenarnya bangsa kita bukanlah bangsa yang bermental penjahat, namun keadaanlah yang memaksa mereka melakukan kejahatan. Hanya akena urusan "perut", mereka rela mencuri, merampok, bahkan sampai melakukan pembunuhan. Ironisnya, setiap rakyat kecil yang melakukan kejahatan karena alasan terpaksa, justru diusut sedemikian rupa di meja hijau. Namun apabila seorang "pejabat" yang melakukan kejahatan besar-besaran karena "ketamakkannya berburu harta",  tidak diusut sampai tuntas bahkan masih bisa berleha-leha menduduki "jabatan"nya. Semua itu semata-mata karena uanglah yang berkuasa di Indonesia. Dengan leluasa mereka yang beruang, berkuasa, dan tidak memiliki tanggung jawab "menari-nari" di atas uang rakyat. Padahal di sisi lain rakyat sedang benar-benar menderita dan membutuhkan.

Mungkin saja rasa kecewa (kekecewaan) rakyat terhadap pejabat yang tak bertanggungjawab tersebut menjadi salah satu pemicu adanya tindak kejahatan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Mereka sudah enggan menunggu harapan palsu yang diberikan oleh orang-orang yang berkuasa di kursi pemerintahan. Oleh karena itu, dari semua yang saya jelaskan dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan sosial yang tinggi mampu menyuburkan pertumbuhan kejahatan di Indonesia.

Hidup ini dan semua yang kita miliki sesungguhnya adalah karunia dari Tuhan. Untuk itu, apapun yang diberikan-Nya wajib kita syukuri. Apalagi jika kita menengok kehidupan di sekitar kita, masih banyak saudara kita yang memiliki kehidupan tak seberuntung yang kita miliki.

Kali ini saya mengimbau untuk tidak segan berbagi dengan saudara-saudara kita. MARI KITA TINGKATKAN SOLIDARITAS! CIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN, MAKMUR, DAN SEJAHTERA! Karena kita adalah calon pemimpin masa depan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar