Sabtu, 02 April 2011

Everything For Your Happiness

Ini bisa dibilang cerpen iseng (gak juga, kan waktu itu dikumpulkan jadi tugas... #abaikan) yang ku buat dengan nama-nama yang sudah ada di sekitarku. Hope you'll enjoy read this 😆
Everything For Your Happiness
Story by: Firda Hartanti
Glora Aditya Leonard adalah mahasiswa jurusan seni lukis di sebuah universitas terkenal. Teman-temannya biasa memanggilnya Radit. Pada suatu hari, Radit melihat seorang wanita dan mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama. Setelah ia menyelidikinya, ternyata wanita itu bernama Shellia Sasheren dan akrab disapa Elli. Elli adalah mahasiswi jurusan seni vokal di universitas yang sama dengan Radit. Lama-kelamaan Radit pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan Elli. Mereka pun menjadi semakin akrab setelah sering berbincang-bincang dan jalan bersama. Pada saat mereka berjalan-jalan di sebuah taman, Radit mengungkapkan perasaannya kepada Elli.
“ Elli…….” Kata Radit
“ Ya ?“
“ Sejak pertama ku melihatmu di kampus, sebenarnya…….” Radit tak meneruskan kalimatnya. Elli pun menjadi bingung dengan perkataan Radit.
“ Sebenarnya apa ?” Elli memberanikan diri untuk bertanya.
“ Aku jatuh hati padamu. Maukah kau menjadi bagian dari hidupku sebagai pelengkap hatiku ?” Sambil menundukkan kepalanya karena takut ditolak.
Tanpa berkata panjang lebar, Elli pun menganggukkan kepalanya. Radit yang semula tak berani mengangkat kepalanya dan hanya melirik, akhirnya tersenyum dan berani mengangkat kepalanya. Wajah Radit terihat berseri-seri. Hari-hari yang mereka lalui bersama begitu indah. Radit melukis wajah cantik Elli di atas sebuah kanvas berukuran besar. Lukisan itu diberi nama “EVERYTHING FOR YOUR HAPPINESS”
Pada suatu hari, Radit dan Elli mengadakan janji untuk jalan-jalan bersama dan bertemu di taman tempat mereka jadian. Radit yang sudah lama menunggu, menyempatkan diri untuk membeli kue di pinggir jalan raya dekat taman itu. Kemudian Radit melihat Elli berdiri di seberang jalan menanti lampu untuk pejalan kaki berwarna hijau. Pada saat melihat Elli, Radit merasa deg-degan seperti ada yang aneh. Ternyata firasat yang ia rasakan menjadi nyata. Sebuah malapetaka terjadi di sore yang cerah itu. Sebuah mini bus dengan kecepatan tinggi menabrak Elli yang tengah berlari menyebrangi jalan menuju ke arah Radit. Tubuh Elli terpental hingga 7 meter karena terseret oleh mini bus tersebut.
“Elli!!!” Radit berteriak dan menjatuhkan kue yang sedang dibawanya.
Semua orang terkejut dengan kejadian yang tiba-tiba itu. Radit dengan segera berlari menuju Elli yang sudah tidak bernyawa. Radit menangis histeris sejadi-jadinya kala melihat keadaan Elli yang bersimbah darah. Tak lama kemudian, polisi tiba di lokasi kecelakaan.
Berhari-hari Radit tidak pernah berhenti memikirkan Elli. Dia benar-benar frustasi dengan kejadian yang menimpa Elli. Bahkan, Radit tidak mau makan, pergi kuliah, ataupun bergaul dengan orang lain. Dia hanya mengurung diri di kamarnya. Sudah 2 minggu Radit mengurung diri di kamarnya, lama-kelamaan ia merasa bosan dan akhirnya ia pergi ke kampus walaupun jiwanya masih labil. Sementara teman-temannya melukis wajah seseorang yang menjadi model, Radit justru melamun sambil melihat keluar jendela. Liliana Clara, teman sekelas Radit yang sudah lama menyukainya sangat sedih melihat keadaan Radit. Saat jam kuliah berakhir, Radit segera berlari ke jalan raya tempat Elli tertabrak mini bus. Tanpa sepengetahuan Radit, Clara mengikutinya. Saat di tepi jalan, Radit melihat sesosok wanita yang mirip Elli saat dilihat dari belakang. Radit mengejar wanita itu dan saat melihat wajahnya, ia terkejut karena wanita itu bukanlah Elli. Radit kecewa dan berari ke tengah jalan. Dia hampir saja tertabrak oleh sebuah mobil. Radit tiba-tiba mengingat kejadian pada saat Elli tertabrak oleh sebuah mini bus. Radit sangat histeris dan merusak mobil yang akan menabraknya. Clara yang mengikuti Radit sangat sedih melihat keadaan orang yang dia sayangi secara diam-diam itu berubah menjadi histeris ketika melihat mobil. Clara mengantar Radit pulang di tempat kostnya. Clara sangat kagum melihat semua lukisan yang telah dibuat oleh Radit, terutama lukisan wajah Elli yang diberi nama “EVERYTHING FOR YOUR HAPPINESS”. Radit yang mengetahui hal itu langsung marah dan memecahkan semua karya seni yang sudah dibuatnya kecuali lukisan wajah Elli. Clara menangis dan berlari ke taman tempat Radit histeris. Saat Clara duduk di kursi taman sambil menangis, seperti ada seseorang yang menyentuh bahunya. Saat Clara melihat yang menyentuhnya, Clara merasa pernah melihatnya. Clara sadar bahwa yang menyentuhnya adalah orang yang wajahnya dilukis oleh Radit. Elli yang hanya berupa arwah pada saat itu bercerita tentang Radit dan dirinya. Elli memberikan sebuah sapu tangan kesayangannya.
“Kamu... Kamu yang dilukis oleh Radit kan ?” Kata Clara
“Ya. Namaku Elli. Dulu aku adalah pacar Radit”
Elli meminta Clara untuk mengantarnya ke tempat kost Radit. Namun, sebelum mereka pergi, Clara diminta untuk membelikan makanan untuk Radit. Pada saat di tempat kost Radit, Clara mengajak Radit makan bersama sambil ditemani arwah Elli. Saat Clara bingung akan memberikan sendok atau sumpit kepada Radit, Elli justru menunjuk ke arah garpu yang ada di rak. Clara sangat bingung. Namun akhirnya Clara memberikan garpu kepada Radit. Radit tak henti menatap Clara setelah dia memberikan garpu. Radit merasa ada sesuatu yang kembali dalam hidupnya. Hari terus berganti. Arwah Elli masih tetap menemani Radit. Pada suatu hari, Clara datang ke tempat kost Radit. Kebetulan Radit sedang tidur. Clara menemukan gambar wajah Elli yang belum diselesaikan oleh Radit. Tanpa sepengetahuan Radit, Clara melanjutkan lukisan yang belum selesai itu. Tiba-tiba Radit terbangun dan langsung mengamuk. Radit melempar lukisan itu ke arah aquarium hingga aquarium itu menjadi pecah. Radit tidak dapat mengontrol emosinya. Dia merusak lukisan terbaiknya, “EVERYTHING FOR YOUR HAPPINESS” dengan gunting. Clara yang tak sanggup melihat semua itu, lari keluar dari tempat kost Radit. Clara menangis sambil memegang sapu tangan pemberian arwah Elli. Saat Radit keluar, dia melihat sapu tangan yang dipegang Clara. Tiba-tiba saja, Radit melihat sosok Elli dalam diri Clara dan langsung memeluknya. Radit tiba-tiba ingat bahwa sapu tangan itu adalah sapu tangan kesayangan Elli yang selalu dibawanya kemana-mana. Pada saat itu, Radit luluh hatinya dan mengajak Clara jalan-jalan. Arwah Elli yang melihat kejadian itu sangat bahagia karena Radit mau membuka dirinya untuk orang lain selain Elli. Clara mengajak Radit ke taman sambil bermain ayunan. Namun saat di taman, hanya Clara yang bermain ayunan. Radit dan arwah Elli hanya diam saja. Setelah selesai dari taman, Clara mengajak Radit foto bersamanya di sebuah fotobox. Tapi radit justru pergi dari tempat itu. Clara dan arwah Elli berusaha mengejarnya. Sampai pada suatu jalan, Clara yang berjalan di sebelah kiri Radit tiba-tiba saja diminta pindah ke sebelah kanan Radit sambil menggandeng tangannya oleh arwah Elli. Clara menuruti semua perkataan Elli. Tak disangka, hal itu adalah kebiasaan Elli dan Radit pada saat mereka berpacaran dulu. Radit melihat Clara dengan tatapan yang begitu dalam. Namun yang muncul dalam penglihatan Radit adalah wajah Elli. Ketika mereka sampai pada tempat permainan, Radit berhenti dan tak hentinya memandang tempat itu. Elli menunjuk ke arah tempat itu kepada Clara. Lalu Clara mengajak Radit masuk ke arena bermain itu.
“Ingin rasanya aku menyentuhmu. Namun aku sudah rela bila kamu mencari penggantiku dan bisa hidup bahagia.” Kata arwah Elli yang tak jadi menyentuh Radit.
Radit tak hentinya memikirkan dan mengenang semua kenangan yang pernah ia lakukan bersama Elli di semua tempat yang mereka kunjungi sore itu. Arwah Elli yang sudah merasa tenang tiba-tiba saja pergi dan menghilang dari tempat itu. Clara yang sadar kalau arwah Elli tidak ada, segera mengejar arwah Elli. Namun, arwah Elli telah menghilang dari dunia nyata. Clara pun kembali ke tempat Radit, akhirnya Radit dan Clara menjadi kekasih yang tak terpisahkan oleh apa pun kecuali kematian...

*TAMAT*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar