Jumat, 25 Mei 2012

SPIRIT INTEGRALISTIK FTI – ITS

Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, ada serangkaian pelatihan untuk mahasiswanya. Saat aku masuk di ITS, aku mengikuti berbagai kegiatan yang berkesan. salah satunya adalah LKMM pra-TD. LKMM pra-TD merupakan salah satu kegiatan yang wajib diikuti mahasiswa baru di setiap jurusan. Kegiatan ini diadakan serentak oleh jurusan-jurusan dalam satu fakultas. Tujuannya adalah memberikan pelatihan kepada mahasiswa baru bagaimana cara mengatur waktu, diri, dan apa pun yang berhubungan dengan dirinya agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menghadapi masalah-masalah yang ada. Berhubung aku kuliah di jurusan Teknik Kimia, jadi aku mengikuti LKMM pra-TD FTI (Fakultas Teknologi Industri) tahun 2011. Dalam pelatihan ini kita diberikan penugasan, salah satunya membuat esai. Kali ini aku mau berbagi tentang isi esaiku :D
Langsung aja ya...^^ Semoga esai ini bisa menginspirasi kita semua^^


SPIRIT INTEGRALISTIK FTI – ITS
(SOLUTIF, PRESTATIF, INISIATIF, VISIONER, KOMUNIKATIF, TANGGUH INTEGRALISTIK FTI – ITS)
Dalam kehidupan ini, tentulah banyak persoalan yang menghadang perjalanan kita khususnya persoalan menyangkut tentang urusan sebagai mahasiswa FTI - ITS. Agar kita bisa memecahkan beragam persoalan, maka keberadaan pribadi-pribadi solutif yang saling berhimpun dan bekerjasama dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan, menjadi sangat strategis. Pribadi solutif adalah pribadi yang mampu memberikan jawaban terhadap segala persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Melalui sinergi pribadi-pribadi solutif inilah, muncul harapan besar bagi perbaikan bangsa ke arah yang lebih baik. 
Sebait ungkapan hati berikut ini merupakan bagian dari sebuah catatan yang pernah terbesit di benakku untuk diungkapkan .
Untuk apa kita berdiri
Jika hanya terdiam
Tak ada yang berubah
Hanya sebuah status mahasiswa yang kita punya
Ilmu apa yang telah kita dapat
Hanya terdiam
Memandang sekitar
Tanpa ada tindakan…
Ini merupakan satu hal yang cukup menarik untuk dikritisi. Alasanya sangat sederhana, apatisme mahasiswa. Saat ini, kebanyakan mahasiswa hanya terfokus dengan tujuan serta kepentingan pribadi mereka seperti tamat dalam waktu singkat dan IPK yang tinggi. Hanya ada beberapa saja di antara mereka yang mempunyai kemauan, kemampuan dan kesungguhan dalam menggeluti organisasi-organisasi, khususnya organisasi mahasiswa. Mayoritas orang berpendapat bahwa mereka (mahasiswa) yang bergelut dengan dunia organisasi kampus akan terkena syndrome tamat dalam waktu lama dan dengan IPK yang tidak begitu memuaskan. Betul tidak?
Sesungguhnya, berkecimpung di dunia organisasi akan memberikan kita manfaat yang luar biasa. Berorganisasi merupakan langkah awal kita untuk belajar bekerja sama, membangun networking (jaringan), mengerti dan memahami, belajar arti kesungguhan, ketulusan serta pengabdian sebelum nantinya memasuki dunia kerja dan meniti karir lebih jauh. Ilmu-ilmu yang dulu hanya kita dapatkan secara teoritis pada mata pelajaran Kewarganegaraan saat masih di bangku sekolah. Nah, disinilah letak kedewasaan dan kearifan kita dalam menyikapi dan memanajemen diri dengan sebaik mungkin antara aktif berorganisasi serta berprestasi baik di bidang akademis maupun non akademis.
Dari hari ke hari, mahasiswa dari belahan dunia lainya juga sedang melakukan percepatan diri yang boleh dikatakan lebih cepat beberapa langkah dari kita. Sebagai seorang mahasiswa, tentu hendaklah kita menggali potensi-potensi positif yang ada pada diri kita agar tidak ketinggalan.
           Sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa FTI – ITS, kita dituntut berperan aktif dalam segala bidang kehidupan. Kita harus bisa memberikan solusi – solusi terhadap segala permasalahan yang muncul dalam perjalanan kita menuju kesuksesan. Kita harus memiliki inisiatif yang baik sehingga tidak menggantungkan diri terus – menerus kepada oang lain. Kita juga dituntut untuk dapat berkomunikasi yang baik kepada orang lain, karena sebagai mahluk sosial, tentulah kita tidak dapat hidup sendiri, terutama pada saat menghadapi dunia pekerjaan nanti, kita akan membutuhkan komunikasi yang baik. Kita juga tidak boleh mudah menyerah dalam menghadapi rintangan yang ada. Kita harus terus semangat, menjadi jiwa yang tangguh. Kita juga harus bisa berpikir visioner. 
Selama ini space of possibility kita cenderung sempit. Kenyataannya memang wilayah realitas selalu lebih sempit dari wilayah imajinasi. Bila space of possibility rendah maka ruang realitas yang dilahirkan pun semakin menyempit. Jadi, penciptaan awal karya-karya itu ada pada imajinasi kita selanjutnya baru direalisasi yang alam sesungguhnya.
Seorang visioner kerjanya selalu dimulakan dari wilayah yang serba mungkin. Dairatul mumkinaat. Seorang visioner adalah orang yang berani mencipta sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Seorang visioner orientasinya pada capaian jauh mendepan. Seorang visioner selalu berfikir dengan gagasan dan karya besarnya. Maka penyebutannyapun tak sekedar sebuah khayalan. Lebih cocok disebut impian. Christine Fald mengatakan, mimpi itu digerakkan oleh spirit untuk mengubah sesuatu keadaan, mengarahkan segala usaha-usahanya untuk mencapai tujuan. Sedang berkhayal lebih pada angan-angan yang tidak berdasar. (Chrintine Fald, 2008).
Hal tersebutlah tuntutan – tuntutan yang harus kita pikul sebagai mahasiswa FTI – ITS demi menyongsong integralistik ITS. Oleh karenanya, di FTI – ITS diadakan pelatihan – pelatihan agar kita dapat mengatasi tuntutan – tuntutan yang ada. Salah satunya adala LKMM pra TD. Oleh karenanya, kita tidak boleh ketinggalan langkah dari mahasiswa lainnya. Menjadi mahasiswa biasa atau mahasiswa luar biasa, jawabannya ada pada diri anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar