Selasa, 19 Juni 2012

Sang Juara

Udah lumayan lama gak posting di blog, jadi agak kagok rasanya mulai nulis lagi... hehehe... Kali ini aku ingin membagi motivasi buat teman-teman yang sekiranya mampir ke blogku. Aku mau berbagi motivasi ini seperti biiasanya, melalui cerita. Sebenernya, cerita ini merupakan kisah yang pernah kualami, tapi sudah tervisualisasikan dengan bahasa dan kondisi / situasi lain yang mungkin akan lebih menarik. Namun intinya tetap sama. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya dan motivasi yang saya berikan dapat tersampaikan dengan sempurna *hehehe*... Happy reading^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 
SANG JUARA

Suatu ketika ada seorang anak yang mengikuti lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab hari itu merupakan pertandingan final. Tersisa 4 orang sekarang, mereka memamerkan mobil mainan yang mereka miliki. Semuanya adalah mobil buatan tangan mereka sendiri dan memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Radit. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Raditlah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun Radit bangga dengan semua itu, karena mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak bersiap di garis start untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya.

Namun, sesaat kemudian, Radit meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak sedang berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam dengan tangan tertelungkup memanjatkan doa. Semenit kemudian ia berkata, "Ya, aku siap!"

Dor! *Bunyi mirip suara tembak* Tanda pertandingan telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil pun melaju dengan cepat. Semua orang bersorak sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo...! Ayo...! Cepat...! Cepat...! Maju...!", begitu teriak mereka. Dan tibalah saat penentuan pemenang. Tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan pemenangnya adalah Radit. Ya, semuanya senang, begitu pula dengan Radit. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi, "Terima kasih".

Saat pembagian piala juara, Radit maju ke atas panggung dengan bangga. Sebelum piala diserahkan, ketua panitia bertanya, "Hei, Jagoan. Tadi kamu pasti berdoa kepada Tuhan agar kamu menang perlombaan, bukan?" Radit terdiam. "Bukan, bukan itu Pak yang saya panjatkan", kata Radit.

Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya tak adil untuk meminta kepada Tuhan agar menolongku mengalahkan orang lain. Aku hanya memohon kepada Tuhan, supaya aku tak menangis, ketika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar perkataan Radit. Setelah beberapa saat, terdengar gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan.

THE END
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kira-kira, renungan atau motivasi apa yang dapat teman-teman ambil dari cerita ini? Kalau ada kesempatan yang lebih baik, akan aku tuliskan renungan dan motivasi yang seharusnya kita pikirkan. Terima kasih^^

1 komentar:

  1. argh,ya juga, :( jleeeeeebbbb ssepertinya tak adil kalau aku meminta pada allah aku bisa menang di snmptn ini >< semoga aku gak nangis saat tau aku gak keterima PTN :( alaaa perfect eonni !!!!!!! :D

    BalasHapus